Pantangan Memotong Ayam di Malam hari

Numpang cerita pengalam misteri saya .......
Kenalkan nama saya Andri dari padang, ini cerita klo ndak salah sudah 13 tahun yang lalu... Kala itu saya bersama teman-teman akan berwisata ke salah satu Danau di Sumbar.Disitu adalah Kampung dari salah satu teman saya yang bernama Rahman..... Sebelum kami berangkat,seperti biasa kami kumpul-kumpul dulu sambil menunggu teman yang belum datang. Setelah semuanya sudah dirasa cukup maka pergilah kami  menuju terminal antar kota,saya berangkat bersama 11 teman yang lain... Di terminal kami berkenalan dengan dua orang kakak beradik yang bernama Tomas dan Jon. Setelah bercerita panjang lebar eeee ternyata kami satu tujuan,kebetulan jarak rumah yang kami tuju dengan rumah mereka hanya berjarak 500 meter.Setelah melalui perjalanan yang menyenangkan akhirnya kami sampai ditempat tujuan yaitu rumah Rahman,,Oh ya perlu saya gambar kan lokasi rumah teman saya rahman.. rumah tsb itu semi permanen jarak dari jalan raya sekitar 300 Meter. Sebelum masuk ke lokasi rumah nya itu kita harus melewati lokasi pemakama,sedangkan rumah tersebut baik itu di depan, belakang, samping kanan dan samping kiri adalah rumah panggung kayu kosong yang sudah keroposkarena dimakan waktu,boleh di bilang tidak layak huni lagi OLEH MANUSIA. Jauh berdeda dengan rumah Tomas dan Jon yang mana rumah nya di tengah-tengah rumah penduduk tetapi suasana rumah nya sedikit angker apa lagi bagian kamar mandi nya.Kami akhirnya melanjutkan perjalanan ke rumah Rahman,meski kami siap pergi  bermain,tetapi kami hanya persiapkan pakaian dan uang yang pas-pasan,parahnya lagi kami juga tidak mempersiapkan bahan makanan dari padang. Sewaktu kami sampai disana,kami cari warung yang jual beras sedangkan untuk lauknya gampan, cukup beli ikan teri tapi kami menamai nya CANTRY untuk sayurnya kami cukup cari di sekitar halaman rumah maklum masih semak belukar.Sayur yang akan kami cari adalah sayur pakis. yah gitulah lah walau makan rada-rada kacau tapi yang penting kami happy.....
Semalam... dua malam masih kami lalui dengan sangat gembira... Tapi pada malam ke tiga uang kami mulai menipis yang tersisa cuma beras tinggal 3 kilo dan CANTRY yang sudah tidak layak lagi untuk dimakan.Timbul lah niat dari teman yang asli anak sana, Roni namnya.Dia punya ide pada malam itu kami di ajak nya ngambil ayam saudaranya.Karena perut sudah terlalu lapar maka ide dari Roni untuk mengambil ayam milik saudaranya kami setujui."Biarlah berkelahi ama orang dari pada berkelahi ama perut sendiri"kata saya dalam hati.... harap maklum itu lah moto orang perut lapar. Jadi berangkatlah kami sekitar 16 orang, tapi ternyata yang melanjutkan untuk mengambil ayam hanya 4 orang saja.kami sukses mengambil ayam tersebut,ayam yang kami curi ada 6 ekor,dengan hati yang tak terkira gembiranya kami kembali ke rumah dan tak lupa membawa potongan kayu bakar buat masak nanti. Setelah sampai di rumah,kebetulan saya yang terakhir ngunci pintu.Tiba-tiba saja dari luar seperti ada yang mendorong daun pintu dari luar tapi tidak saya indahkan maklum perut udah kriuk...kriuk.. maklum udah jam setengah satu malam.Tapi sewaktu saya sampai di ruang tengah saya mendengar seprti ada suara orang seperti dicekik,semakin lama semakin keras seiring dengan di sembelih nya ayam di dapur yang mana dapurnya hanya berdinding seng aja. Kami semua  terkejut dan bertanya-tanya suara apa itu???.... Tak beberapa lama kemudian terdengar lagi suara seperti ada yang mencakar dinding kayu rumah tersebut,saya pikir kalo binatang atau orang tidak mungkin bahkan mustahil karena di sekeliling rumah tersebut ada batu kerikil dan yang pasti terdengar  jelas jika ada orang lewat karena setiap langkah kaki pasti terdengar.Beberapa saat setelah kejadian itu Roni membuka jendela rumah... "Wah.. nekat ni anak, kita lagi ketakutan malah di buka tu jendela gila" kata salah satu teman saya. Belum hilang kaget kami,sambil berlari kecil Tomas membuka pintu depan rumah sambil berteriak "kalo mau masuk silahkan,tapi jangan tampang yang menakutkan".Lalu dia melanjutkan dengan berkelilingi rumah tersebut,setelah kembali pada kami lantas dia bertanya pada Roni "makhluk apa itu??".Agak sedikit ragu Roni menjawab kalo itu mungkin SIAMPA.SIAMPA adalah mahluk halus yang kakinya terbalik,dan telapak kakinya tersebut bukan menghadap ke depan tapi kebelakang... Setelah itu Tomas mengambil wud'u lalu shola. Tapi dia membaca ayat sholat tersebut dengan sangat keras menambah mistis suasana rumah tersebut..... acara memasak kami lanjutkan walau dengan rasa takut... sehabis makan saya bersama teman-teman dari padang lekas tidur,Tomas dan saudaranya serta roni masih terjaga dimalam itu... Keesokan harinya mereka bertiga baru bercerita kalau tadi malam di depan rumah itu ada sosok,hitam,besar,dan berbulu sedang duduk nongkrong sampai subuh menjelang... Siang hari nya kami seperti biasa seolah-olah semalam tidak terjadi apa-apa,tetapi saat kami sedang bermain bola tiba-tiba salah satu teman saya tertegun dan melihat kebelakang rumah panggung yang tidak berpenghuni sambil menjongkok....Kami heran kenapa tiba-tiba teman yang tertegun itu berkata sambil gemetaran,ternyata dia melihat serombongan anak-anak kecil dengan tampang yang aneh-aneh ,bertelinga panjang runcing ke atas.Dengan inisiatif masing-masing lalu  kami cari bersama-sama segerombolan anak kecil aneh tadi.Ternyata makhluk tersebut ada di dalam sumur tua sambil ketawa mengerikan..... Pada saat itu langsung kami putuskan untuk kembali ke padang .....Setelah   diusut ternyata kejadian yang menimpa kami tersebut adalah di sebaabkan oleh : 
1. Ayam tersebut ternyata bukan punya saudara si roni alias nyolong dan ke 
2. ternyata di daerah tersebut tidak boleh menyembih/ memotong ayam waktu malam hari. cerita ini saya buat hanya buat kita semua klolah datang ke kampung orang kita harus tahu apa pantangan di daerah tersebut.

sekian pengalam saya.

-riko yuliandri-
»»  READMORE...

Genderuwo Yang Menyamar Jadi Suamiku

Salam horor.. :))

Nama ku Pristia, ini cerita nyata yang ku alami sendiri.

Cerita ini berawal saat aku baru saja menikah dan menempati rumah di asrama Armed XV Martapura Sumatera Selatan. Suamiku seorang tentara dan sering kali piket malam dan meninggalkan aku sendirian di rumah. Biasanya saat suamiku piket aku selalu ditemani Desi anak tetangga sebelah. Tapi karena besok Desi mau ulangan, ibunya tidak mengizinkan Desi untuk menemaniku.

Sebelumnya tidak pernah terjadi apa-apa dirumahku meskipun tetangga kanan kiri kerap memperingatkan ku tentang sosok genderuwo yang sering mengganggu pasangan pengantin baru di area asrama, sehingga aku tidak terlalu cemas bila tidur sendirian malam itu.

Dan malam itu antara sadar dan tidak sadar aku terbangun karena mendengar suara sepatu PDL (sepatu tentara yang tebal dan berat) lengkap dengan suara langkah kaki khas suamiku di luar jendela. Awalnya aku sempat curiga kalau itu bukan suami ku. Aku langsung melihat jam dinding di kamarku. Di mataku kala itu sudah jam 05.10, dan seperti janji suami ku kemarin dia akan membawakan ku bunga teratai dari kolam depan piketan untuk acara organisasi istri prajurit subuh ini.

Aku bergegas membukakan pintu depan rumah kami. Tapi aku tidak menemukan suamiku meskipun sudah aku panggil berkali-kali. Karena suamiku suka mencandaiku, maka aku pikir dia sedang mempermainkanku. Jadi aku tetap tidak sadar. Ku bukakan pintu samping rumah kami (rumah kami bentuk L) tapi tetap saja tidak ada.

Aku masih berpikir positif. Aku langsung kebelakang dan bergegas menampi beras. Inilah awal kecurigaanku. Biasanya bu Ansori tetangga sebelah rumah ku jam segitu sudah pada ribut dengan suara tangisan anak-anaknya yang susah dibangunkan untuk pergi sekolah.

Dengan perasaan curiga, aku masuk lagi ke dalam rumah karena suami ku tidak kunjung masuk. Sambil mencari suamiku, aku kembali melihat jam. Dan betapa kagetnya aku setelah benar-benar berusaha melihat dengan benar, ternyata saat itu bukanlah jam 05.10, tapi jam 02.30. Dengan perasaan takut aku langsung masuk meletakkan begitu saja beras dalam tampah yang sedang aku tampi tadi dan langsung menutup pintu rumahku dengan tergesa-gesa dan buru-buru masuk kedalam kamar lagi.

Paginya jam 05.45 suamiku benar2 baru pulang. Dan ketika aku ceritakan pada suamiku. Suamiku mengaku tidak pulang semalam dan ibu-ibu di asrama ini ternyata juga memang sering diganggu oleh genderuwo yang bisa menyerupai manusia itu.

Besoknya setelah kami adakan yanisan kecil-kecilan di rumah, genderuwo itu tidak lagi datang mengganggu.

sumber:ceritamisteriindonesia
»»  READMORE...

Pertama Kali Melihat Hantu

Sebelumnya aku ga pernah lihat yang namanya hantu, gimana bentuknya, gimana wujudnya!! Nah... waktu itu sekitar jam 8-9 malam aku disuruh ibu ngasihin gule untuk mbah Sulimah tetangga samping rumahku. Dia tinggal hanya berdua dengan suaminya yang setiap malam kerja sebagai waker (penjaga), rumahnya kecil di bawah pohon bambu!

Aku ketuk pintu rumahnya berkali-kali tapi ga ada jawaban. Aku ketuk pintu lagi sambil melihat di kejauhan, aku melihat di bawah pohon nangka yang berjarak kira2 10 meter dari aku berdiri, ada sosok perempuan memakai baju panjang putih dan berambut hitam panjang (untungnya sosok itu ga menghadap ke arahku).

Tapi ketika aku memaksakan untuk melihat lebih jelas... sosok itu menjadi pudar "jelas2 ga jelas" (seperti asap rokok), tapi tiba-tiba menjadi jelas lagi. Awalnya aku mengira sosok itu adalah mbah Sulimah, tapi setelah aku pikir dengan logika "Ngapain mbah Sulimah diem disitu malam2 di bawah pohon nangka". Akhirnya tanpa pikir panjang aku berjalan pulang (ga lari lo...), sambil membatin "Ohh.. seperti itu ya wujud hantu itu, ternyata emang betul2 ada".

Maaf teman-teman kalau kosa kata, jalan ceritanya membingungkan, tapi ini emang kisah pribadiku sendiri kok =)
»»  READMORE...